Minggu, 18 Januari 2015

Kelakuan



              
  Ada suatu masa dimana kita benar-benar menginginkan sesuatu. Dan merasa harus mendapatkan hal itu dengan serta merta menolak hal lain. Karena terlalu fokus pada sesuatu itu, tanpa sadar kita telah melewatkan banyak hal.
Tapi, sekeras apapun kita menginginkan hal itu, dan sudah berusaha sekuat tenaga untuknya, seringnya, outline kehidupan yang digariskan Allah memilih berjalan di lintasan yang sama sekali berbeda dengan lintasan yang kita pilih dan kita inginkan. Allah palah memberi hal yang kita tolak, bukan hal yang kita ingini.
Tak ingin muna, sedikit banyak pasti selalu terselip. Perasaan sedih, marah, terpuruk, kecewa. Bersatu padu menjadi satu kesatuan perasaan yang ruwet.
 Apa yang salah? Diriku kah?
Doaku kah?
Takdirku kah?
Apa yang sebenarnya ingin kau tunjukkan padaku, Tuhan?
Tanpa izinmu, aku tak berkuasa atas apapun.
Apa yang harus ku lakukan?
Menerima, yang membuatku terkesan sebagai orang yang pasrah pada keadaan? Atau, Menolak-mencari jalan lain- yang membuatku terkesan tidak mensyukuri pemberian Tuhan?
Kemudian, aku teringat video yang sering ku tonton berulang-ulang. Terlalu fokus pada mengejar sesuatu itu membuatku tidak punya banyak waktu untuk memotivasi diri sendiri.
Isinya begini.
                Dan seseorang duduk sendiri. Kuyup dalam kesedihan yang mendalam. Dan semua binatang datang menghampirinya dan berkata, “Kami tidak ingin melihat anda jadi sedih...”
“Mintalah sesuatu pada kami apa yang anda inginkan dan anda akan mendapatkannya”.
Orang itu berkata, “Saya ingin mempunyai pandangan(pemikiran) yang baik.”
Burung bangkai yang menjawab, “Anda harus mempunyai akal.”
Orang itu mengatakan, “Saya ingin menjadi kuat.”
Jaguar berkata, “Anda harus kuat seperti saya.”
Kemudian orang itu berkata, “Aku rindu untuk mengetahui rahasia di bumi.”
Ular yang menjawab, “Akan ku tunjukkan pada anda.”
                Dan sehingga ia pergi bersama semua binatang.
Dan ketika manusia itu bisa mendapatkan semua hadiah yang mereka berikan...
...Dia pergi.
                Kemudian burung hantu berkata kepada binatang lain, “Sekarang orang itu banyak tahu dan dapat melakukan banyak hal...”
Rusa berkata, “Laki-laki itu sudah memiliki semua yang dia perlu.”
“Sekarang kesedihannya akan berhenti.”
Tetapi burung hantu menjawab, “Tidak.”
“Saya melihat sebuah lubang di orang itu...”
“...seperti dalam kelaparan dimana tidak akan pernah terisi...”
“Itulah(lubang itu) yang membuat dia sedih dan (lubang itu) yang membuat apa yang dia inginkan.”
“Dia akan pergi untuk mengambil dan mengambil...”
“Sampai suatu hari dunia akan berkata, Saya sudah tidak ada lagi dan saya tidak memiliki apa-apa untuk diberikan.”
Nabi Muhammad pernah menyampaikan sebuah hadis. Jika seorang anak adam diberikan sebuah gunung, dia akan meminta dua. Jika diberi dua, dia akan meminta tiga. Dan seterusnya... dan seterusnya.
Dalam sebuah firmannya, Allah pernah berkata,”Apa yang menurutmu baik, belum tentu baik menurut-Ku. Apa yang menurutmu buruk, belum tentu buruk menurut-Ku. Aku lebih mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahui.”
Waktu aku memutar playlist quran digital, yang pertama terdengar adalah surat Ar rahman dan terjemahannya.

. “Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan?”
Mendengar ayat yang terus ulang-ulang itu, aku serasa di tampar secara tiba-tiba.
Aku ini, hamba macam apa?


Memangnya,
Seberapa buta mataku dibanding mata milik orang lain?
Seberapa kelaparan aku dibanding kelaparan milik orang lain?
Seberapa menderita aku dibanding penderitaan milik orang lain?
Seberapa sering Allah menolongku dibanding menolong orang lain?
Dan seketika itu juga, aku tercerahkan. Disadari atau tidak, kebanyakan manusia-termasuk saya- bukan hanya mendustakan nikmat Tuhan. Tapi juga seperti yang telah dikatakan Tuhan dalam Al-Qur’an.
Ia sudah memberikan semua yang hambanya minta, tetapi manusia selamanya tetap saja manusia. Sampai kapanpun, manusia tetap akan menjadi makhluk yang tak pernah merasa puas dan suka melampaui batas.

0 komentar:

Posting Komentar