Gara-gara terlalu kurang
kerjaan, aku suka baca apapun. Dari bacaan penting sampe Cuma sekedar papan
bertuliskan nama toko yang banyak bertebaran dipinggir jalan. Waktu aku mts,
meski aku melewati jalan yang sama setiap harinya selama tiga tahun, aku tetap
melakukan hal yang sama, memperhatikan semua tulisan yang bisa kulihat dijalan,
mengejanya, memisahkannya, menghitung jumlah hurufnya dan mengelompokkannya
dengan huruf lain. Sangat bodoh-tidak penting-dan-kurang kerjaan-tapi meski
begitu entah kenapa aku masih melakukannya.
Ada satu alasan bodoh kenapa aku memilih untuk masuk sastra
inggris-meski aku tahu bahasa inggrisku begitu buruk- Karena huruf awal namaku
jika digabungkan menjadi US.
Aku hanya berharap semoga aku berjodoh dengan United States. Ya, hanya karena itu. Bukan karena apa-apa, aku hanya merasa mungkin takdirku sudah tersirat dalam namaku.
Belakang namaku, Saadah. Dan
ketika aku masuk mts, waktu kelas 7 aku kebagian kelas A. Kelas 8 aku kebagian
kelas A lagi dan kelas 9, aku kebagian kelas D. Aku sempet mikir, kenapa D?
Kenapa harus D? Ada kelas A sampai G. Aku orang yang harus punya alasan untuk
semua hal yang terjadi dihidupku. Dan kemudian aku berpikir,bengong, memandangi
namaku. sAADah. Aku juga berpikir itu semua pasti Cuma kebetulan. Tapi kata
guru agamaku, di dunia ini nggak ada yang namanya kebetulan, semua hal sudah
direncanakan.
Aku agak down waktu aku nggak
ketrima di universitas impianku. Aku bertanya-tanya kenapa? Apanya yang salah?
Dan aku menenangkan diriku sendiri, mungkin aku hanya kurang berusaha.
Tapi lagi-lagi aku terpikir hal lain.
UNS. Un’S. U dan S. Takdirku
lagi-lagi sudah tersirat dari namaku. Subhanallah. Sengawur apapun gagasanku,
Allah dengan sangat baiknya selalu mengiyakannya.
0 komentar:
Posting Komentar