Ada suatu
masa dimana kita benar-benar menginginkan sesuatu. Dan merasa harus mendapatkan
hal itu dengan serta merta menolak hal lain. Karena terlalu fokus pada sesuatu
itu, tanpa sadar kita telah melewatkan banyak hal.
Tapi, sekeras apapun kita menginginkan hal itu, dan sudah
berusaha sekuat tenaga untuknya, seringnya, outline kehidupan yang digariskan
Allah memilih berjalan di lintasan yang sama sekali berbeda dengan lintasan
yang kita pilih dan kita inginkan. Allah palah memberi hal yang kita tolak,
bukan hal yang kita ingini.
Tak ingin muna, sedikit banyak pasti selalu terselip. Perasaan
sedih, marah, terpuruk, kecewa. Bersatu padu menjadi satu kesatuan perasaan
yang ruwet.
Apa yang salah? Diriku kah?
Doaku kah?
Takdirku kah?
Apa yang sebenarnya ingin kau tunjukkan
padaku, Tuhan?
Tanpa izinmu, aku tak berkuasa
atas apapun.
Apa yang harus ku lakukan?
Menerima, yang membuatku terkesan
sebagai orang yang pasrah pada keadaan? Atau, Menolak-mencari jalan lain- yang
membuatku terkesan tidak mensyukuri pemberian Tuhan?
Kemudian, aku teringat video yang
sering ku tonton berulang-ulang. Terlalu fokus pada mengejar sesuatu itu
membuatku tidak punya banyak waktu untuk memotivasi diri sendiri.
Isinya begini.
Dan seseorang duduk sendiri.
Kuyup dalam kesedihan yang mendalam. Dan semua binatang datang menghampirinya
dan berkata, “Kami tidak ingin melihat anda jadi sedih...”
“Mintalah sesuatu pada
kami apa yang anda inginkan dan anda akan mendapatkannya”.
Orang itu berkata,
“Saya ingin mempunyai pandangan(pemikiran) yang baik.”
Burung bangkai yang
menjawab, “Anda harus mempunyai akal.”
Orang itu mengatakan,
“Saya ingin menjadi kuat.”
Jaguar berkata, “Anda
harus kuat seperti saya.”
Kemudian orang itu
berkata, “Aku rindu untuk mengetahui rahasia di bumi.”
Ular yang menjawab,
“Akan ku tunjukkan pada anda.”
Dan sehingga ia pergi bersama
semua binatang.
Dan ketika manusia itu
bisa mendapatkan semua hadiah yang mereka berikan...
...Dia pergi.
Kemudian burung hantu berkata
kepada binatang lain, “Sekarang orang itu banyak tahu dan dapat melakukan
banyak hal...”
Rusa berkata,
“Laki-laki itu sudah memiliki semua yang dia perlu.”
“Sekarang kesedihannya
akan berhenti.”
Tetapi burung hantu
menjawab, “Tidak.”
“Saya melihat sebuah
lubang di orang itu...”
“...seperti dalam
kelaparan dimana tidak akan pernah terisi...”
“Itulah(lubang itu)
yang membuat dia sedih dan (lubang itu) yang membuat apa yang dia inginkan.”
“Dia akan pergi untuk
mengambil dan mengambil...”
“Sampai suatu hari
dunia akan berkata, Saya sudah tidak ada lagi dan saya tidak memiliki apa-apa
untuk diberikan.”
Nabi Muhammad pernah menyampaikan sebuah hadis. Jika seorang
anak adam diberikan sebuah gunung, dia akan meminta dua. Jika diberi dua, dia
akan meminta tiga. Dan seterusnya... dan seterusnya.
Dalam sebuah firmannya, Allah
pernah berkata,”Apa yang menurutmu baik, belum tentu baik menurut-Ku. Apa yang
menurutmu buruk, belum tentu buruk menurut-Ku. Aku lebih mengetahui apa-apa
yang tidak kamu ketahui.”
Waktu aku memutar playlist quran
digital, yang pertama terdengar adalah surat Ar rahman dan terjemahannya.
. “Maka nikmat Tuhanmu yang mana
yang kamu dustakan?”
Mendengar ayat yang terus ulang-ulang
itu, aku serasa di tampar secara tiba-tiba.
Aku ini, hamba macam apa?
Memangnya,
Seberapa buta mataku dibanding mata milik orang lain?
Seberapa kelaparan aku dibanding kelaparan milik orang lain?
Seberapa menderita aku dibanding penderitaan milik orang
lain?
Seberapa sering Allah menolongku dibanding menolong orang
lain?
Dan seketika itu juga, aku
tercerahkan. Disadari atau tidak, kebanyakan manusia-termasuk saya- bukan hanya
mendustakan nikmat Tuhan. Tapi juga seperti yang telah dikatakan Tuhan dalam
Al-Qur’an.
Ia sudah memberikan semua yang hambanya minta, tetapi
manusia selamanya tetap saja manusia. Sampai kapanpun, manusia tetap akan
menjadi makhluk yang tak pernah merasa puas dan suka melampaui batas.
0 komentar:
Posting Komentar